KELUARGA BERENCANA (KB)
a.
Defenisi keluarga berencana
Kelurga Berencana adalah suatu usaha
untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan
memakai kontrasepsi (Mochtar, Rustam, 1998 : 155).
Keluarga Berencana menurut WHO (Word
Health Organization) Expert Committee 1970 adalah tindakan membantu individu
atau pasangan suami istri untuk :
·
Menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan.
·
Mendapat
kelahiran yang memang diinginkan.
·
Mengatur
interval diantara kehamilan.
·
Mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungannya dengan umur suami istri.
·
Menentukan
jumlah anak dalam keluarga
(Hartanto, Hanafi, 2004 : 26)
b.
Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan Keluarga Berencana Nasonal di Indonesia adalah :
1) Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan
NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya
masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin
terkendalinya pertambahan penduduk.
2) Tujuan Khusus
·
Meningkatkan
jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
·
Menurunnya
jumlah angka kelahiran bayi.
·
Meningkatnya
kesehatan Keluarga Berencana dengan cara penjarangan kelahiran (Prawirohardjo,
Sarwono, 2002 : 902).
c.
Sasaran Gerakan KB
·
Pasangan usia subur dengan paritos pus
muda dan paritos rendah
·
Generasi muda
·
Pelaksana dan pengelola KB
·
Sasaran wilayah adalah wilayah dengan
laju pertumbuhan pendudiuk tinggi dan wilayah khusus seperti centra industri,
pemukiman padat, daerah kumuh, daerah pantai dan daerah terpencil.
d.
Defenisi
kontrasepsi
·
Kontrasepsi
adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya ini dpaat bersifat
sementara dapat pula bersifat permanen (Prawirohardjo, Sarwono, 2002 : 905).
·
Kontrasepsi
adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sperma tersebut (BKKN, 1996 : 21).
e. Metode kontrasepsi
a)
Kontrasepsi hormonal
·
Kontrasepsi oral kombinasi
·
Kontrasepsi oral progestin
·
Kontrasepsi suntikan progestin
·
Kontrasepsi suntikan
estrogen-progesteron Implant progestin
·
Kontrasepsi Patch
b)
Kontrasepsi barrier
(penghalang)
·
Kondom (pria dan wanita)
·
Diafragma dan cervical cap
c)
Spermisida
d)
IUD (spiral)
e)
Perencanaan keluarga alami
f)
Penarikan penis sebelum
terjadinya ejakulasi
g)
Metode amenorea menyusui
h)
Kontrasepsi darurat
·
Kontrasepsi darurat hormonal
·
Kontrasepsi darurat IUD
i)
Sterilisasi
·
Vasektomi
·
Ligasi tuba
a. Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi ini tersedia dalam bentuk oral, suntikan, dan mekanik.
Kontrasepsi oral adalah kombinasi dari hormon estrogen dan progestin atau hanya
progestin-mini pil. Suntikan dan kontrasepsi implant (mekanik) mengandung
progestin saja atau kombinasi progestin dan estrogen.
o Kontrasepsi oral kombinasi (pil)
mengandung sintetik estrogen dan preparat progestin yang
mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel
telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal
lendir mukosa servikal (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan
endometrium. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang
mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan
kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsy).
Selain untuk kontrasepsi, oral kombinasi dapat digunakan
untuk menangani dismenorea (nyeri saat haid), menoragia, dan metroragia. Oral
kombinasi tidak direkomendasikan untuk wanita menyusui, sampai minimal 6 bulan
setelah melahirkan. Pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui bisa
mengurangi jumlah air susu dan kandungan zat lemak serta protein dalam air
susu. Hormon dari pil terdapat dalam air susu sehingga bisa sampai ke bayi.
Karena itu untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung
progestin, yang tidak mempengaruhi pembentukan air susu.
Wanita yang tidak menyusui harus menunggu setidaknya 3
bulan setelah melahirkan sebelum memulai oral kombinasi karena peningkatan
risiko terbentuknya bekuan darah di tungkai. Apabila 1 pil lupa diminum, 2 pil
harus diminum sesegera mungkin setelah ingat, dan pack tersebut harus
dihabiskan seperti biasa. Bila 2 atau lebih pil lupa diminum, maka pack pil
harus tetap dihabiskan dan metode kontrasepsi lain harus digunakan, seperti kondom
untuk mencegah kehamilan.
Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang dari
12 minggu setelah persalinan, maka pil KB bisa langsung digunakan. Jika
menstruasi terakhir terjadi dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1
minggu sebelum pil KB mulai digunakan, sedangkan jika menstruasi terakhir
terjadi dalam waktu lebih dari 28 minggu, harus menunggu 2 minggu sebelum pil
KB mulai digunakan.
Pil KB tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat
lain (terutama obat tidur dan antibiotik) bisa menyebabkan berkurangnya
efektivitas dari pil KB. Obat anti-kejang (fenitoin dan fenobarbital) bisa
menyebabkan meningkatkan perdarahan abnormal pada wanita pemakai pil KB.
Beberapa kondisi dimana kontrasepsi oral kombinasi tidak
boleh diigunakan pada wanita dengan :
- menyusui atau kurang dari 6 minggu setelah melahirkan
- usia >35 tahun dan merokok 15 batang sehari
- faktor risiko multipel untuk penyakit jantung (usia tua, merokok, diabetes, hipertensi)
- tekanan darah sistolik ≥ 160 atau TD diastolik ≥ 100 mmHg
- riwayat trombosis vena dalam atau emboli paru
- operasi besar dengan istirahat lama di tempat tidur
- riwayat sakit jantung iskemik
- stroke
- penyakit jantung katup komplikasi
- migrain dengan gejala neurologi fokal (dengan aura)
- migrain tanpa gejala neurologi fokal dan usia = 35 tahun
- riwayat kanker payudara
- diabetes dengan nefropati, retinopati, neuropati, penyakit vaskular, atau diabetes > 20 tahun
- sirosis berat
- kanker hati
ü Efektivitas : kehamilan terjadi
pada 0,1 – 5 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama
ü Keuntungan : sangat efektif, mencegah
kanker indung telur dan kanker endometrium, menurunkan ketidakteraturan
menstruasi dan anemia yang berkaitan dengan menstruasi, menghaluskan kulit dengan
jerawat sedang
ü Kerugian : tidak
direkomendasikan untuk menyusui, tidak melindungi dari Penyakit Menular Seksual
(PMS), harus diminum setiap hari, membutuhkan resep dokter
ü Efek samping lokal : mual, nyeri
tekan pada payudara, sakit kepala
ü Efek samping : perdarahan tidak teratur
(umumnya menghilang setelah 3 bulan pemakaian), meningkatkan tekanan darah
(dapat kembali normal bila oral kombinasi dihentikan), bekuan darah pada vena
tungkai (3-4 kali pada pil KB dosis tinggi), meningkatkan faktor risiko
penyakit jantung, risiko stroke (pada wanita usia > 35 tahun).
ü Pengembalian kesuburan : ketika
dihentikan maka kesuburan akan kembali seperti semula. Kesuburan ini
bervariasi, dalam waktu 3-12 bulan setelah dihentikan maka tidak ada perbedaan
kesuburan antara wanita yang memakai kontrasepsi oral dan yang tidak.
o
Kontrasepsi oral progestin (pil)
mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi
(pelepasan sel telur oleh indung telur), mempertebal lendir mukosa leher rahim,
mengganggu pergerakan silia saluran tuba, dan menghalangi pertumbuhan lapisan
endometrium. Keefektifan berkurang bila pil tidak diminum di waktu yang sama
setiap harinya. Kontrasepsi ini diberikan pada wanita yang menginginkan
kontrasepsi oral namun tidak bisa menggunakan oral kombinasi karena pengaruh
estrogen dapat membahayakan, misalnya pada wanita yang sedang menyusui.\
ü Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,5
– 5 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama
ü Keuntungan : mula kerja cepat (24 jam
setelah pemakaian pil), menurunkan kejadian menoragia dan anemia. Dapat
digunakan pada wanita menyusui. Mencegah terjadinya kanker endometrium, tidak
memiliki efek samping yang berkaitan dengan estrogen (bekuan darah di vena
tungkai
ü Kerugian : harus diminum di waktu
yang sama setiap hari, kurang efektif dibandingkan oral kombinasi, membutuhkan
resep dokter
ü Efek samping : penambahan berat badan,
jerawat, kecemasan, angka kejadian terjadinya perdarahan tidak teratur tinggi
ü Pengembalian kesuburan cepat ketika pil dihentikan.
o
Kontrasepsi suntikan
progestin
mencegah kehamilan dengan mekanisme yang sama seperti progestin pil
namun kontrasepsi ini menggunakan suntikan intramuskular (dalam otot
<bokong atau lengan atas>). Yang sering digunakan adalah
medroxyprogesterone asetat (Depo-Provera), 150 mg yang diberikan setiap 3
bulan.
ü Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,3 per 100 wanita pada 1
tahun penggunaan pertama.
ü Keuntungan : mula kerja cepat dan
sangat efektif, bekerja dalam waktu lama, tidak mengganggu menyusui, dapat
dipakai segera setelah keguguran atau setelah masa nifas.
ü Kerugian : suntikan harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan secara teratur, tidak melindungi dari PMS.
ü Efek samping lokal : peningkatan berat
badan, rambut rontok.
ü Efek samping : tulang menjadi
keropos, kelainan metabolisme lemak, ketidakteraturan menstruasi termasuk
menometroragi (umumnya beberapa bulan pertama) dan amenorea ( 1 tahun pertama),
jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan
kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun.
ü Pengembalian kesuburan 5-7 bulan setelah penghentian suntikan.
o
Kontrasepsi suntikan
estrogen-progesteron
suntikan ini diberikan secara intramuskular setiap bulan, mengandung
25 mg depo medroxyprogesteron asetat dan 5 mg estradiol cypionat. Mekanisme
kerja, efek samping, kriteria, dan keamanan sama seperti kontrasepsi oral
kombinasi. Siklus menstruasi terjadi lebih stabil setiap bulan. Pengembalian
kesuburan tidak selama kontrasepsi suntikan progestin.
b.
Kontrasepsi Barrier
(penghalang)
o
Kondom (pria dan wanita)
Yaitu metode
yang mengumpulkan air mani dan sperma di dalam kantung kondom dan mencegahnya
memasuki saluran reproduksi wanita. Kondom pria harus dipakai setelah ereksi
dan sebelum alat kelamin pria penetrasi ke dalam vagina yang meliputi separuh
bagian penis yang ereksi. Tidak boleh terlalu ketat (ada tempat kosong di ujung
untuk menampung sperma). Kondom harus dilepas setelah ejakulasi.
Cara pemakaian kondom :
·
Gunakan kondom seiap kali berhubungan
seksual
·
Buka kondom secara perlahan untuk
mencegah kerusakan (jangan menggunakan gigi atau benda tajam)
·
Pasang kondom dalam keadaan penis ereksi
dan sebelum kontak dengan pasangan
·
Pastikan tidak ada udara yang terjebak
di ujung kondom
·
Pastikan penggunaan pelumas yang cukup
(dapat menggunakan pelumas tambahan)
·
Gunakan hanya pelumas dengan bahan dasar
air ketika menggunakan kondom (pelumas dengan bahan dasar minyak dapat
melemahkan lateks)
·
Pegang kondom dengan hati-hati setelah
ejakulasi, dan untuk mencegah terlepasnya kondom, keluarkan kondom dari vagina
dalam keadaan penis ereksi.
ü Efektivitas
: kehamilan terjadi pada 3-14 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama.
ü Keuntungan :
dapat digunakan selama menyusui, satu-satunya kontrasepsi yang mencegah PMS, infeksi
GO, klamidia.
ü Kerugian
: kegagalan tinggi bila tidak digunakan dengan benar, alergi lateks pada orang
yang sensitif.
Diafragma dan
cervical cap
kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina
dan mencegah sperma masuk ke dalam saluran reproduksi. Diafragma terbuat dari
lateks atau karet dengan cincin yang fleksibel. Diafragma diletakkan posterior
dari simfisis pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya.
Diafragma harus diletakkan minimal 6 jam setelah senggama. Cervical cap
(penutup serviks) adalah kop bulat yang diletakkan menutupi leher rahim dengan
perlekatan di bagian forniks. Terbuat dari karet dan harus tetap di tempatnya
lebih dari 48 jam.
ü
Efektivitas : kehamilan terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan
pertama.
ü
Keuntungan : dapat digunakan selama menyusui, tidak ada risiko gangguan kesehatan,
melindungi dari PMS.
ü
Kerugian : angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi,
membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan, ketidaknyamanan
c.
Spermisida
Agen yang menghancurkan membran sel sperma dan menurunkan motilitas
(pergerakan sperma). Tipe spermisida mencakup foam aerosol, krim, vagina
suposituria, jeli, sponge (busa) yang dimasukkan sebelum melakukan hubungan
seksual. Terutama mengandung nonoxynol 9.
ü
Efektivitas : kehamilan terjadi pada 6-26 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama.
ü
Keuntungan : tidak
mengganggu kesehatan, berfungsi sebagai pelumas, dapat mencegah PMS bakterial.
ü
Kerugian : angka kegagalan tinggi, dapat meningkatkan transmisi virus HIV, hanya
efektif 1-2 jam.
d.
IUD (spiral)
Fleksibel, alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam
rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim, yang
menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi. Spiral jenis copper T
(melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara menganggu pergerakan sperma
untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun. Progestasert IUD
(melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat digunakan untuk
kontrasepsi darurat. IUD dapat dipasang kapan saja selama periode
menstruasi bila wanita tersebut tidak hamil. Untuk wanita setelah melahirkan,
pemasangan IUD segera (10 menit setelah pengeluaran plasenta) dapat mencegah
mudah copotnya IUD.
IUD juga dapat dipasang 4 minggu setelah melahirkan tanpa faktor
risiko perforasi (robeknya rahim). Untuk wanita menyusui, IUD dengan progestin
sebaiknya tidak dipakai sampai 6 bulan setelah melahirkan. IUD juga dapat
dipasang segera setelah abortus spontan triwulan pertama, tetapi
direkomendasikan untuk ditunda sampai involusi komplit setelah triwulan kedua
abortus. Setelah IUD dipasang, seorang wanita harus dapat mengecek benang
IUD setiap habis menstruasi. Kondisi dimana seorang wanita tidak seharusnya
menggunakan IUD adalah :
- Kehamilan
- Sepsis
- Aborsi postseptik dalam waktu dekat
- Abnormalitas anatomi yang mengganggu rongga rahim
- Perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya
- Penyakit tropoblastik ganas
- Kanker leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium
- Penyakit radang panggul.
ü Efektivitas :
kehamilan terjadi pada 0,3-0,8 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama.
ü Keuntungan
: sangat efektif, bekerja cepat setelah dimasukkan ke dalam rahim. Bekerja
dalam jangka waktu lama.
ü Kerugian :
risiko infeksi panggul, dismenorea (nyeri saat haid), menoragia pada
bulan-bulan pertama, peningkatan risiko perforasi (robek) rahim, risiko
kehamilan ektopik, IUD dapat lepas dengan sendirinya.
ü Efek
samping : nyeri, perdarahan, peningkatan jumlah darah
menstruasi.
ü Pengembalian
kesuburan cepat setelah dilepaskan.
e.
Metode Ritmik
Metode ritmik adalah metode dimana pasangan suami istri menghindari
berhubungan seksual pada siklus subur seorang wanita. Ovulasi (pelepasan sel
telur dari indung telur) terjadi 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang
telah dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam, tetapi sperma bisa
bertahan selama 3-4 hari setelah melakukan hubungan seksual. Karena itu
pembuahan bisa terjadi akibat hubungan seksual yang dilakukan 4 hari sebelum
ovulasi.
o
Metode ritmik kalender
merupakan metode dimana pasangan menghindari berhubungan seksual selama periode
subur wanita berdasarkan panjang siklus menstruasi, kemungkinan waktu ovulasi,
jangka waktu sel telur masih dapat dibuahi, dan kemampuan sperma untuk bertahan
di saluran reproduksi wanita. Periode subur seorang wanita dihitung dari :
(siklus menstruasi terpendek – 18) dan (siklus menstruasi terpanjang -
11)
Contoh: bila siklus terpendek seorang wanita adalah 25 hari, dan
siklus terpanjangnya 29 hari, maka periode suburnya adalah (25 – 18) dan (29 –
11) yang berarti hubunan seksual tidak boleh dilakukan pada hari ke-7 sampai
hari ke-18 setelah menstruasi.
o
Metode lendir serviks adalah
metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur
ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin. Abstinensia (tidak
melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap hari selama
periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir masa
subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.
o
Metode pengukuran suhu tubuh
berdasarkan perubahan temperatur. Pengukuran dilakukan pada suhu basal (suhu
ketika bangun tidur sebelum beranjak dari tempat tidur. Suhu basal akan menurun
sebelum ovulasi dan agak meningkat (kurang dari 1° Celsius) setelah ovulasi.
Hubungan seksual sebaiknya tidak dilakukan sejak hari pertama menstruasi sampai
3 hari setelah kenaikan dari temperatur.
ü
Efektivitas : kehamilan terjadi pada 9-25 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama.
ü
Keuntungan : tidak ada efek samping gangguan kesehatan,ekonomis.
ü
Kerugian : angka kegagalan tinggi, tidak melindungi dari PMS,
menghambat spontanitas, membutuhkan siklus menstruasi teratur.
f.
Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi
Disebut juga coitus interruptus. Pada metode ini, pria
mengeluarkan/menarik penisnya dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi
(pelepasan sperma ketika mengalami orgasme).
Metode ini kurang dapat diandalkan karena sperma bisa keluar sebelum orgasme juga memerlukan pengendalian diri yang tinggi serta penentuan waktu yang tepat.
Metode ini kurang dapat diandalkan karena sperma bisa keluar sebelum orgasme juga memerlukan pengendalian diri yang tinggi serta penentuan waktu yang tepat.
g.
Metode amenorea menyusui
Selama menyusui, penghisapan air susu oleh bayi menyebabkan
perubahan hormonal dimana hipotalamus mengeluarkan GnRH yang menekan
pengeluaran hormone LH dan menghambat ovulasi. Ini adalah metode yang efektif
bila kriteria terpenuhi : menyusui setiap 4 jam pada siang hari, dan setiap 6
jam pada malam hari. Makanan tambahan hanya diberikan 5-10% dari total.
ü
Efektivitas : kehamilan terjadi pada 2 per 100 wanita pada 6 bulan setelah
melahirkan, 6 per 100 wanita setelah 6-12 bulan setelah melahirkan.
ü
Keuntungan : pencegahan
kehamilan segera setelah melahirkan, tidak mengganggu kesehatan, ekonomis,
merangsang seorang wanita untuk menyusui
ü
Kerugian : tidak sepenuhnya efektif, harus memenuhi criteria, tidak
melindungi dari PMS.
h. Kontrasepsi
darurat
a)
Kontrasepsi darurat hormonal à
estrogen dosis tinggi atau progestin diberikan dalam waktu 72 jam setelah
senggama tidak terproteksi, dengan cara kerja mencegah ovulasi dan menyebabkan
perubahan di endometrium. 4 pil kombinasi yang mengandung 30-35μg ethinyl
estradiol, diulangi 12 jam kemudian. 2 pil kombinasi mengandung 50μg
levonorgestrel, diulangi 12 jam kemudian. Tidak boleh digunakan pada wanita
yang alergi kontrasepsi pil hormonal. Tidak boleh digunakan sebagai kontrasepsi
rutin.
ü
Efektivitas : kehamilan terjadi pada 2 per 100 wanita pada bila digunakan
dalam waktu 72 jam.
ü
Keuntungan : sangat efektif untuk situasi darurat.
ü
Kerugian : mual hebat dan perdarahan.
b)
Kontrasepsi darurat IUD à dimasukkan
5 hari setelah senggama tidak terproteksi untuk mengganggu implantasi,
kehamilan terjadi kurang dari 1 per 100 wanita bila dimasukkan dalam waktu 5
hari.
i.
Sterilisasi
a)
Vasektomi dan sterilisasi tuba
adalah metode kontrasepsi permanen dan hanya dilakukan
pada pria maupun wanita yang sudah diberikan penjelasan mengenai metode ini dan
berkeinginan untuk secara permanen mencegah kehamilan. Beberapa metode
sterilisasi ada yang bersifat reversibel tergantung dari panjang saluran tuba,
usia wanita, dan jangka waktu antara sterilisasi dan pengembalian kesuburan.
Sterilisasi pada pria dilakukan melalui vasektomi,
sedangkan pada wanita dilakukan prosedur ligasi tuba (pengikatan saluran tuba).
Vasektomi sendiri dilakukan dengan bius lokal sedangkan ligasi tuba menggunakan
prosedur intraabdominal. Konseling sebelum melakukan prosedur ini sangat
diperlukan. Bukan hanya konseling mengenai risiko ataupun keuntungan operasi,
namun juga kemungkinan menyesali keputusan ini di masa depan nanti.
o
Vasektomi adalah pemotongan vas
deferens (saluran yang membawa sperma dari testis).
o
Vasektomi dilakukan oleh ahli
bedah urolog dan memerlukan waktu sekitar 20 menit.
o
Pria yang menjalani vasektomi
sebaiknya tidak segera menghentikan pemakaian kontrasepsi, karena biasanya
kesuburan masih tetap ada sampai sekitar 15-20 kali ejakulasi.
o
Setelah pemeriksaan
laboratorium terhadap 2 kali ejakulasi menunjukkan tidak ada sperma, maka
dikatakan bahwa pria tersebut telah mandul.
o
Komplikasi dari vasektomi
adalah:
ü Perdarahan
ü Respon peradangan terhadap sperma yang merembes
ü Pembukaan spontan.
b)
Ligasi tuba
adalah pemotongan dan pengikatan atau penyumbatan tuba
falopii (saluran telur dari ovarium ke rahim). Pada ligasi tuba dibuat
sayatan pada perut dan dilakukan pembiusan total.
o
Ligasi tuba bisa dilakukan
segera setelah melahirkan atau dijadwalkan di kemudian hari.
o
Sterilisasi pada wanita
seringkali dilakukan melalui laparoskopi. Selain pemotongan dan pengikatan,
bisa juga dilakukan kauterisasi (pemakaian arus listrik) untuk menutup saluran
tuba.
o
Untuk menyumbat tuba bisa
digunakan pita plastik dan klip berpegas. Pada penyumbatan tuba,
kesuburan akan lebih mudah kembali karena lebih sedikit terjadi kerusakan
jaringan.
o
Teknik sterilisasi lainnya yang
kadang digunakan pada wanita adalah histerektomi (pengangkatan rahim) dan
ooforektomi (pengangkatan ovarium/indung telur).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar