HIPOSPADIA
1.
Defenisi
Hipospadia
adalah suatu keadaan dimana lubang uretra terdapat di penis bagian bawah, bukan
di ujung penis. Hipospadia merupakan kelainan
kelamin bawaan sejak lahir.
Hipospadia adalah kelainan bawaan
lahir pada anak laki-laki, yang dicirikan dengan letak abnormal lubang kencing tidak di ujung kepala penis seperti
layaknya tetapi berada lebih bawah atau lebih pendek.
2.
Etiologi
Penyebabnya
sebenarnya sangat multifaktor dan sampai sekarang belum diketahui penyebab
pasti dari hipospadia. Namun, ada beberapa factor yang oleh para ahli dianggap
paling berpengaruh antara lain :
a.
Gangguan dan
ketidakseimbangan hormone
Hormone
yang dimaksud di sini adalah hormone androgen yang mengatur organogenesis
kelamin (pria). Atau biasa juga karena reseptor hormone androgennya sendiri di
dalam tubuh yang kurang atau tidak ada. Sehingga walaupun hormone androgen
sendiri telah terbentuk cukup akan tetapi apabila reseptornya tidak ada tetap
saja tidak akan memberikan suatu efek yang semestinya. Atau enzim yang berperan
dalam sintesis hormone androgen tidak mencukupi pun akan berdampak sama.
b.
Genetika
Terjadi
karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi karena mutasi pada
gen yang mengode sintesis androgen tersebut sehingga ekspresi dari gen tersebut
tidak terjadi.
c.
Lingkungan
Biasanya
faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan zat yang bersifat
teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi.
3.
Klasifikasi
Tipe hipospadia berdasarkan
letak orifisium uretra eksternum/ meatus :
a.
Tipe sederhana/ Tipe
anterior
Terletak
di anterior yang terdiri dari tipe glandular dan coronal. Pada tipe ini, meatus
terletak pada pangkal glands penis. Secara klinis, kelainan ini bersifat
asimtomatik dan tidak memerlukan suatu tindakan. Bila meatus agak sempit dapat
dilakukan dilatasi atau meatotomi.
b.
Tipe penil/ Tipe Middle
Middle yang terdiri dari
distal penile, proksimal penile, dan pene-escrotal. Pada
tipe ini, meatus terletak antara glands penis dan skrotum. Biasanya disertai
dengan kelainan penyerta, yaitu tidak adanya kulit prepusium bagian ventral,
sehingga penis terlihat melengkung ke bawah atau glands penis menjadi pipih.
Pada kelainan tipe ini, diperlukan intervensi tindakan bedah secara bertahap,
mengingat kulit di bagian ventral prepusium tidak ada maka sebaiknya pada bayi
tidak dilakukan sirkumsisi karena sisa kulit yang ada dapat berguna untuk
tindakan bedah selanjutnya.
c.
Tipe Posterior
Posterior yang terdiri dari
tipe scrotal dan perineal. Pada tipe ini, umumnya
pertumbuhan penis akan terganggu, kadang disertai dengan skrotum bifida, meatus
uretra terbuka lebar dan umumnya testis tidak turun.
4.
Patofisiologi
Fusi
dari garis tengah dari lipatan uretra tidak lengkap terjadi sehingga meatus
uretra terbuka pada sisi ventral dari penis. Ada berbagai derajat kelainan
letak meatus ini, dari yang ringan yaitu sedikit pergeseran pada glans,
kemudian disepanjang batang penis, hingga akhirnya di perineum. Prepusium tidak
ada pada sisi ventral dan menyerupai topi yang menutup sisi dorsal dari glans.
Pita jaringan fibrosa yang dikenal sebagai chordee, pada sisi ventral
menyebabkan kurvatura (lengkungan) ventral dari penis.
5. Manifestasi
klinis
a.
Glans penis bentuknya lebih
datar dan ada lekukan yang dangkal di bagian bawah penis yang menyerupai meatus
uretra eksternus.
b.
Preputium (kulup) tidak ada
dibagian bawah penis, menumpuk di bagian punggung penis.
c.
Adanya chordee, yaitu
jaringan fibrosa yang mengelilingi meatus dan membentang hingga ke glans penis,
teraba lebih keras dari jaringan sekitar.
d.
Kulit penis bagian bawah
sangat tipis.
e.
Tunika dartos, fasia Buch
dan korpus spongiosum tidak ada.
f.
Dapat timbul tanpa chordee,
bila letak meatus pada dasar dari glans penis.
g.
Chordee dapat timbul tanpa
hipospadia sehingga penis menjadi bengkok.
h.
Sering disertai undescended
testis (testis tidak turun ke kantung skrotum).
i.
Kadang disertai kelainan
kongenital pada ginjal.
6.
Komplikasi
Komplikasi yang biasa terjadi
antara lain:
·
striktur uretra (terutama pada sambungan
meatus uretra yang sebenarnya dengan uretra yang baru dibuat)
·
fistula
7.
Penatalaksanaan
Dikenal banyak tehnik operai
hipospadia, yang umumnya terdiri dari beberapa tahap yaitu :
a.
Operasi pelepasan chordee dan tunneling
Dilakukan
pada usia 1,5-2 tahun. Pada tahap ini dilakukan operasi eksisi chordee dari
muara uretra sampai ke glands penis. Setelah eksisi chordee maka penis akan menjadi
lurus tetapi meatus uretra masih terletak abnormal. Untuk melihat keberhasilan
eksisi dilakukan tes ereksi buatan intraoperatif dengan menyuntikkan NaCL 0,9%
kedalan korpus kavernosum.
b.
Operasi uretroplasty
Biasanya
dilakukan 6 bulan setelah operasi pertama. Uretra dibuat dari kulit penis
bagian ventral yang di insisi secara longitudinal pararel di kedua sisi.
8. Pemeriksaan penunjang
·
Darah lengkap
·
Urine lengkap
·
Uretroskopi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar